Tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an sudah pernah saya singgung disini:
Tips Menanamkan Kegemaran Menghafal Al-Qur’an pada Anak; saya tulis satu saja nih, yaitu sabda Rasululah Shallallahu alaihi wasalam:
يقال لصاحب القران اقرأ و ارتق و رتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند اخر أية تقرؤها -رواه أحمد
” Dikatakan kepada shohibul qur`an : Bacalah, naiklah, dan
tartilkanlah sebagaimana engkau telah tartilkan di dunia karena
sesungguhnya kedudukanmu ada di akhir ayat yang kamu baca”. ( HR.
Ahmad) [http://khidmatussunnah.com/?p=617]
Terdapat banyak sekali situs yang menerangkan cara praktis menghafal
Al-Quran,
misalnya: http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_Cara_Praktis_Menghafal_Quran.pdf.
Tetapi untuk orang yang malas seperti kebanyakan orang, maka hal
tersebut tetap suatu hal yang sulit dan membutuhkan usaha/semangat yang
besar. Padahal menghafal Al-Quran setidaknya
membutuhkan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
1. Tekad dan semangat yang SANGAT KUAT dengan dilandasi keikhlasan pada Alloh, dan
2. Waktu luang .
Banyak orang yang tidak mempunyai salah satu atau bahkan keduanya,
sehingga mereka pun terluput dari berbagai keutamaan yang akan diperoleh
dari menghafal Al-Qur’an.
Kalo kita malas plus ingatannya lemah, apa ya bisa menghafal Al-Qur’an?
Realistis saja, seharusnya kita berpikir,
jika aku tidak bisa
menghafal keseluruhan Al-Qur’an, setidaknya aku sudah berusaha
menghafalnya mulai sekarang sampai maut menjemput, akan kutambah terus
hafalanku!
Begitulah seharusnya bukan?
Ya sudah mari kita kupas cara yang paling ‘santai’ tersebut. Coba jawab, cara yang
paling santai dalam menghafal Al-Quran apakah membaca langsung, menulis, atau mendengarkan murottal dari qori’?
Yup, betul,
mendengarkan murottal dari qori bisa
dilakukan dimana saja (kecuali di tempat-tempat kotor seperti WC) dan
kapan saja. Tapi ya jangan sampai mengganggu orang lain, kalau di tempat
umum ya pake head set. Oleh karena itu,
banyakin cara ini.
Selemah apapun ingatan kita, jika sering mendengarkan murottal, maka akan lebih mudah dalam menghafalnya.
Praktiknya secara rinci dapat menggunakan cara seperti ini.
1. Bagi pemula, mulailah dengan juz 30 terlebih dahulu, kemudian 29, 28, 27 dst. Kenapa? Karena
ayat-ayatnya pendek,
sehingga lebih mudah dihafalkan. Mulai juga dengan surat-surat yang ada
keutamaannya untuk dibaca pada hari tertentu, misalnya Al-Kahfi (utama
dibaca pada hari/malam jumat, HR. Hakim dan Baihaqi). Kenapa? Ya karena
kita pasti akan muroja’ah setiap waktu tersebut, tanpa harus
menyempatkan waktu khusus untuk memurojaahnya.
2. Menghafal juz 30 tidak usah dibahas ya, insyaAlloh menghafalnya
lebih mudah karena sering mendengar bacaannya dari imam masjid.
Barangkali sudah banyak yang hafal kan? Dimurojaah (diulang) saja biar
mutqin (kokoh).
3. Sekarang mari kita berniat menghafal surat al-mulk dan al-qolam,
sambil murojaah yang juz 30. Sering-seringlah mendengarkan murottal yang
paling disukai untuk kedua surat di atas, misalnya pada saat akan
tidur, di jalan, saat ada waktu luang, dsb. Saya sarankan untuk memilih
qori’ yang
membaca dengan cepat, seperti Syaikh Sudays dan Syaikh Syuraim. Kenapa? Namanya pemula,
nafasnya biasanya gak kuat kalau membacanya dengan panjang. Lagi pula, khusus untuk yang mudah lupa, membaca dengan lambat
bisa membuat lupa ayat sesudahnya. Itu yang saya alami sendiri. Setidaknya hal itu ‘diamini’ oleh ustadz saya dulu (eks. LIPIA).
4. Kalo juz 30 sudah benar-benar hafal, kira-kira 2 minggu lah ya,
dan kita sudah biasa mendengarkan surat al-Mulk dan al-Qolam, maka
insyaAlloh untuk menghafalnya akan jauh lebih mudah. Kalo belum siap ya
coba 1 bulan deh. TAPI, semakin kita mengulurnya ya semakin banyak waktu
yang kita buang. Jadi ya perlu serius juga, gak santai terus. Kalau
masih pemula gini ya gak apa-apa lah satu bulan.
5. 2 minggu / 1 bulan telah berlalu, coba sekarang hafalkan kedua surat tersebut dengan membaca berulang-ulang,
GAMPANG kan? Saya bilang juga apa, kalau sering mendengarkan murottal, menghafalkan al-qur’an tu jadi lebih mudah.
6. Saat kita menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam, kita langsung berniat
untuk menghafalkan 2 surat sesudahnya, yakni Al-Haaqqoh dan Al-Ma’arij.
Dengarkanah sering-sering kedua surat ini dalam waktu 1 bulan.
7. Saya tes dulu, sudah hafal belum surat al-Mulk dan al-Qolam dalam
waktu 1 bulan? kalau sudah hafal ya alhamdulillah, kalo belum ya berarti
dihafalkan sampai hafal. Berarti mendengarkan surat Al-Haaqqoh dan
Al-Ma’arij pun harus diperpanjang lagi, sembari menghafalkan
surat al-Mulk dan al-Qolam. Bisa juga dengan ditambah mendengarkan surat
Nuh. Jadi kita mendengarkan 3 surat ya sambil masih
menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam.
8. Dah 2 bulan, sudah hafal lah ya? kalau masih belum, terpaksa kembali ke no 7. Coba kita
tes hafalanya, sambil mendengarkan murottal,
tirukan
secara bersama-sama bacaan qori’. Kalau, bisa, lancar, dan tidak ada
salah berarti memang sudah hafal. Kalo belum ya dimurojaah terus sampai
hafal.
9. Untuk mengokohkan hafalan kita, bacalah surat-surat yang kita hafal tersebut dalam
sholat sunnah,
terutama sholat malam, biar tidak lupa, karena (bacaan/hafalan
Al-Qur’an) itu lebih cepat lepas/hilangnya daripada unta dari tali
pengikat kakinya (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
10. Untuk mengahafal surat lainnya, ulangi terus langkah ke-6 s.d. 9 ya.
11. Murojaah lah setiap hafal 1 juz dan kelipatan 5 juz. Semoga Alloh yang di atas ‘Arsy mudahkan.
Catatan:
1. Dalam menghafal Al-Quran,
JANGAN MENGGANTI-GANTI MUSHAF,
saran saya gunakanlah mushaf dengan khot utsmani (itu lho standar
Departemen Agama yang biasa dibawa sebagai oleh-oleh haji dari pemerntah
Saudi Arabia). Ciri-cirinya: ‘ayat pojok’ (di pojok kiri bawah berakhir
ayat, tidak terputus ke halaman berikutnya), per halamannya ada 15
baris. Siapapun pencetaknya, maka akan
sama tampilannya. Covernya seperti yang di banner blog ini, tampilan isinya seperti gambar di atas.
Kenapa?
Karena saat membaca dengan hafalan, selain kita mengingat kalimatnya, pasti kita mengingat
letaknya
dalam suatu halaman. Hal tersebut akan sangat membantu. Terus, kalau
kita sedang ingin murojaah di suatu tempat, dan sedang tidak bawa
Al-Quran yang biasa kita gunakan, tinggal cari saja al-qur’an dengan
khot standar tersebut, tampilannya akan sama.