Tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an sudah pernah saya singgung disini: Tips Menanamkan Kegemaran Menghafal Al-Qur’an pada Anak; saya tulis satu saja nih, yaitu sabda Rasululah Shallallahu alaihi wasalam:
Terdapat banyak sekali situs yang menerangkan cara praktis menghafal Al-Quran, misalnya: http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_Cara_Praktis_Menghafal_Quran.pdf. Tetapi untuk orang yang malas seperti kebanyakan orang, maka hal tersebut tetap suatu hal yang sulit dan membutuhkan usaha/semangat yang besar. Padahal menghafal Al-Quran setidaknya membutuhkan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
1. Tekad dan semangat yang SANGAT KUAT dengan dilandasi keikhlasan pada Alloh, dan
2. Waktu luang .
Banyak orang yang tidak mempunyai salah satu atau bahkan keduanya, sehingga mereka pun terluput dari berbagai keutamaan yang akan diperoleh dari menghafal Al-Qur’an.
Kalo kita malas plus ingatannya lemah, apa ya bisa menghafal Al-Qur’an?
Realistis saja, seharusnya kita berpikir, jika aku tidak bisa menghafal keseluruhan Al-Qur’an, setidaknya aku sudah berusaha menghafalnya mulai sekarang sampai maut menjemput, akan kutambah terus hafalanku!
Begitulah seharusnya bukan?
Ya sudah mari kita kupas cara yang paling ‘santai’ tersebut. Coba jawab, cara yang paling santai dalam menghafal Al-Quran apakah membaca langsung, menulis, atau mendengarkan murottal dari qori’?
Yup, betul, mendengarkan murottal dari qori bisa dilakukan dimana saja (kecuali di tempat-tempat kotor seperti WC) dan kapan saja. Tapi ya jangan sampai mengganggu orang lain, kalau di tempat umum ya pake head set. Oleh karena itu, banyakin cara ini. Selemah apapun ingatan kita, jika sering mendengarkan murottal, maka akan lebih mudah dalam menghafalnya.
Praktiknya secara rinci dapat menggunakan cara seperti ini.
1. Bagi pemula, mulailah dengan juz 30 terlebih dahulu, kemudian 29, 28, 27 dst. Kenapa? Karena ayat-ayatnya pendek, sehingga lebih mudah dihafalkan. Mulai juga dengan surat-surat yang ada keutamaannya untuk dibaca pada hari tertentu, misalnya Al-Kahfi (utama dibaca pada hari/malam jumat, HR. Hakim dan Baihaqi). Kenapa? Ya karena kita pasti akan muroja’ah setiap waktu tersebut, tanpa harus menyempatkan waktu khusus untuk memurojaahnya.
2. Menghafal juz 30 tidak usah dibahas ya, insyaAlloh menghafalnya lebih mudah karena sering mendengar bacaannya dari imam masjid. Barangkali sudah banyak yang hafal kan? Dimurojaah (diulang) saja biar mutqin (kokoh).
3. Sekarang mari kita berniat menghafal surat al-mulk dan al-qolam, sambil murojaah yang juz 30. Sering-seringlah mendengarkan murottal yang paling disukai untuk kedua surat di atas, misalnya pada saat akan tidur, di jalan, saat ada waktu luang, dsb. Saya sarankan untuk memilih qori’ yang membaca dengan cepat, seperti Syaikh Sudays dan Syaikh Syuraim. Kenapa? Namanya pemula, nafasnya biasanya gak kuat kalau membacanya dengan panjang. Lagi pula, khusus untuk yang mudah lupa, membaca dengan lambat bisa membuat lupa ayat sesudahnya. Itu yang saya alami sendiri. Setidaknya hal itu ‘diamini’ oleh ustadz saya dulu (eks. LIPIA).
4. Kalo juz 30 sudah benar-benar hafal, kira-kira 2 minggu lah ya, dan kita sudah biasa mendengarkan surat al-Mulk dan al-Qolam, maka insyaAlloh untuk menghafalnya akan jauh lebih mudah. Kalo belum siap ya coba 1 bulan deh. TAPI, semakin kita mengulurnya ya semakin banyak waktu yang kita buang. Jadi ya perlu serius juga, gak santai terus. Kalau masih pemula gini ya gak apa-apa lah satu bulan.
5. 2 minggu / 1 bulan telah berlalu, coba sekarang hafalkan kedua surat tersebut dengan membaca berulang-ulang, GAMPANG kan? Saya bilang juga apa, kalau sering mendengarkan murottal, menghafalkan al-qur’an tu jadi lebih mudah.
6. Saat kita menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam, kita langsung berniat untuk menghafalkan 2 surat sesudahnya, yakni Al-Haaqqoh dan Al-Ma’arij. Dengarkanah sering-sering kedua surat ini dalam waktu 1 bulan.
7. Saya tes dulu, sudah hafal belum surat al-Mulk dan al-Qolam dalam waktu 1 bulan? kalau sudah hafal ya alhamdulillah, kalo belum ya berarti dihafalkan sampai hafal. Berarti mendengarkan surat Al-Haaqqoh dan Al-Ma’arij pun harus diperpanjang lagi, sembari menghafalkan surat al-Mulk dan al-Qolam. Bisa juga dengan ditambah mendengarkan surat Nuh. Jadi kita mendengarkan 3 surat ya sambil masih menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam.
8. Dah 2 bulan, sudah hafal lah ya? kalau masih belum, terpaksa kembali ke no 7. Coba kita tes hafalanya, sambil mendengarkan murottal, tirukan secara bersama-sama bacaan qori’. Kalau, bisa, lancar, dan tidak ada salah berarti memang sudah hafal. Kalo belum ya dimurojaah terus sampai hafal.
9. Untuk mengokohkan hafalan kita, bacalah surat-surat yang kita hafal tersebut dalam sholat sunnah, terutama sholat malam, biar tidak lupa, karena (bacaan/hafalan Al-Qur’an) itu lebih cepat lepas/hilangnya daripada unta dari tali pengikat kakinya (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
10. Untuk mengahafal surat lainnya, ulangi terus langkah ke-6 s.d. 9 ya.
11. Murojaah lah setiap hafal 1 juz dan kelipatan 5 juz. Semoga Alloh yang di atas ‘Arsy mudahkan.
Catatan:
1. Dalam menghafal Al-Quran, JANGAN MENGGANTI-GANTI MUSHAF, saran saya gunakanlah mushaf dengan khot utsmani (itu lho standar Departemen Agama yang biasa dibawa sebagai oleh-oleh haji dari pemerntah Saudi Arabia). Ciri-cirinya: ‘ayat pojok’ (di pojok kiri bawah berakhir ayat, tidak terputus ke halaman berikutnya), per halamannya ada 15 baris. Siapapun pencetaknya, maka akan sama tampilannya. Covernya seperti yang di banner blog ini, tampilan isinya seperti gambar di atas.
Kenapa? Karena saat membaca dengan hafalan, selain kita mengingat kalimatnya, pasti kita mengingat letaknya dalam suatu halaman. Hal tersebut akan sangat membantu. Terus, kalau kita sedang ingin murojaah di suatu tempat, dan sedang tidak bawa Al-Quran yang biasa kita gunakan, tinggal cari saja al-qur’an dengan khot standar tersebut, tampilannya akan sama.
يقال لصاحب القران اقرأ و ارتق و رتل كما كنت ترتل في الدنيا فإن منزلتك عند اخر أية تقرؤها -رواه أحمد
” Dikatakan kepada shohibul qur`an : Bacalah, naiklah, dan
tartilkanlah sebagaimana engkau telah tartilkan di dunia karena
sesungguhnya kedudukanmu ada di akhir ayat yang kamu baca”. ( HR.
Ahmad) [http://khidmatussunnah.com/?p=617]Terdapat banyak sekali situs yang menerangkan cara praktis menghafal Al-Quran, misalnya: http://d1.islamhouse.com/data/id/ih_articles/id_Cara_Praktis_Menghafal_Quran.pdf. Tetapi untuk orang yang malas seperti kebanyakan orang, maka hal tersebut tetap suatu hal yang sulit dan membutuhkan usaha/semangat yang besar. Padahal menghafal Al-Quran setidaknya membutuhkan 2 hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:
1. Tekad dan semangat yang SANGAT KUAT dengan dilandasi keikhlasan pada Alloh, dan
2. Waktu luang .
Banyak orang yang tidak mempunyai salah satu atau bahkan keduanya, sehingga mereka pun terluput dari berbagai keutamaan yang akan diperoleh dari menghafal Al-Qur’an.
Kalo kita malas plus ingatannya lemah, apa ya bisa menghafal Al-Qur’an?
Realistis saja, seharusnya kita berpikir, jika aku tidak bisa menghafal keseluruhan Al-Qur’an, setidaknya aku sudah berusaha menghafalnya mulai sekarang sampai maut menjemput, akan kutambah terus hafalanku!
Begitulah seharusnya bukan?
Ya sudah mari kita kupas cara yang paling ‘santai’ tersebut. Coba jawab, cara yang paling santai dalam menghafal Al-Quran apakah membaca langsung, menulis, atau mendengarkan murottal dari qori’?
Yup, betul, mendengarkan murottal dari qori bisa dilakukan dimana saja (kecuali di tempat-tempat kotor seperti WC) dan kapan saja. Tapi ya jangan sampai mengganggu orang lain, kalau di tempat umum ya pake head set. Oleh karena itu, banyakin cara ini. Selemah apapun ingatan kita, jika sering mendengarkan murottal, maka akan lebih mudah dalam menghafalnya.
Praktiknya secara rinci dapat menggunakan cara seperti ini.
1. Bagi pemula, mulailah dengan juz 30 terlebih dahulu, kemudian 29, 28, 27 dst. Kenapa? Karena ayat-ayatnya pendek, sehingga lebih mudah dihafalkan. Mulai juga dengan surat-surat yang ada keutamaannya untuk dibaca pada hari tertentu, misalnya Al-Kahfi (utama dibaca pada hari/malam jumat, HR. Hakim dan Baihaqi). Kenapa? Ya karena kita pasti akan muroja’ah setiap waktu tersebut, tanpa harus menyempatkan waktu khusus untuk memurojaahnya.
2. Menghafal juz 30 tidak usah dibahas ya, insyaAlloh menghafalnya lebih mudah karena sering mendengar bacaannya dari imam masjid. Barangkali sudah banyak yang hafal kan? Dimurojaah (diulang) saja biar mutqin (kokoh).
3. Sekarang mari kita berniat menghafal surat al-mulk dan al-qolam, sambil murojaah yang juz 30. Sering-seringlah mendengarkan murottal yang paling disukai untuk kedua surat di atas, misalnya pada saat akan tidur, di jalan, saat ada waktu luang, dsb. Saya sarankan untuk memilih qori’ yang membaca dengan cepat, seperti Syaikh Sudays dan Syaikh Syuraim. Kenapa? Namanya pemula, nafasnya biasanya gak kuat kalau membacanya dengan panjang. Lagi pula, khusus untuk yang mudah lupa, membaca dengan lambat bisa membuat lupa ayat sesudahnya. Itu yang saya alami sendiri. Setidaknya hal itu ‘diamini’ oleh ustadz saya dulu (eks. LIPIA).
4. Kalo juz 30 sudah benar-benar hafal, kira-kira 2 minggu lah ya, dan kita sudah biasa mendengarkan surat al-Mulk dan al-Qolam, maka insyaAlloh untuk menghafalnya akan jauh lebih mudah. Kalo belum siap ya coba 1 bulan deh. TAPI, semakin kita mengulurnya ya semakin banyak waktu yang kita buang. Jadi ya perlu serius juga, gak santai terus. Kalau masih pemula gini ya gak apa-apa lah satu bulan.
5. 2 minggu / 1 bulan telah berlalu, coba sekarang hafalkan kedua surat tersebut dengan membaca berulang-ulang, GAMPANG kan? Saya bilang juga apa, kalau sering mendengarkan murottal, menghafalkan al-qur’an tu jadi lebih mudah.
6. Saat kita menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam, kita langsung berniat untuk menghafalkan 2 surat sesudahnya, yakni Al-Haaqqoh dan Al-Ma’arij. Dengarkanah sering-sering kedua surat ini dalam waktu 1 bulan.
7. Saya tes dulu, sudah hafal belum surat al-Mulk dan al-Qolam dalam waktu 1 bulan? kalau sudah hafal ya alhamdulillah, kalo belum ya berarti dihafalkan sampai hafal. Berarti mendengarkan surat Al-Haaqqoh dan Al-Ma’arij pun harus diperpanjang lagi, sembari menghafalkan surat al-Mulk dan al-Qolam. Bisa juga dengan ditambah mendengarkan surat Nuh. Jadi kita mendengarkan 3 surat ya sambil masih menghafalkan al-Mulk dan al-Qolam.
8. Dah 2 bulan, sudah hafal lah ya? kalau masih belum, terpaksa kembali ke no 7. Coba kita tes hafalanya, sambil mendengarkan murottal, tirukan secara bersama-sama bacaan qori’. Kalau, bisa, lancar, dan tidak ada salah berarti memang sudah hafal. Kalo belum ya dimurojaah terus sampai hafal.
9. Untuk mengokohkan hafalan kita, bacalah surat-surat yang kita hafal tersebut dalam sholat sunnah, terutama sholat malam, biar tidak lupa, karena (bacaan/hafalan Al-Qur’an) itu lebih cepat lepas/hilangnya daripada unta dari tali pengikat kakinya (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
10. Untuk mengahafal surat lainnya, ulangi terus langkah ke-6 s.d. 9 ya.
11. Murojaah lah setiap hafal 1 juz dan kelipatan 5 juz. Semoga Alloh yang di atas ‘Arsy mudahkan.
Catatan:
1. Dalam menghafal Al-Quran, JANGAN MENGGANTI-GANTI MUSHAF, saran saya gunakanlah mushaf dengan khot utsmani (itu lho standar Departemen Agama yang biasa dibawa sebagai oleh-oleh haji dari pemerntah Saudi Arabia). Ciri-cirinya: ‘ayat pojok’ (di pojok kiri bawah berakhir ayat, tidak terputus ke halaman berikutnya), per halamannya ada 15 baris. Siapapun pencetaknya, maka akan sama tampilannya. Covernya seperti yang di banner blog ini, tampilan isinya seperti gambar di atas.
Kenapa? Karena saat membaca dengan hafalan, selain kita mengingat kalimatnya, pasti kita mengingat letaknya dalam suatu halaman. Hal tersebut akan sangat membantu. Terus, kalau kita sedang ingin murojaah di suatu tempat, dan sedang tidak bawa Al-Quran yang biasa kita gunakan, tinggal cari saja al-qur’an dengan khot standar tersebut, tampilannya akan sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar